Friday, February 21, 2014

Kisah Sedekah yang Menyentuh Hati

Kisah Sedekah yang Menyentuh Hati

Kisah Sedekah yang Menyentuh Hati
Kisah Sedekah yang Menyentuh Hati

Kisah di bawah ini adalah kisah yang didapat dari milis alumni Jerman, atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana . Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup.
Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya.

Tuesday, February 11, 2014

5 Kalimat yang Diucapkan oleh Barang yang Kita Sedekahkan

Dari sayyidina Ali bin Abu Thalib, menerangkan bahwa Rasulullah saw telah bersabda :
"Barang yang di sedekahkan apabila sudah lepas dari tangan orang yang memberikan, ketika akan di terima oleh orang yang menerima, dia mengucapkan 5 kalimat " :

1. Aku adalah barang yang kecil lagi sedikit nilainya, sedang engkau telah membesarkan aku di hadapan Allah.
2. Aku semula barang yang hanya sedikit, sedang engkau telah menjadikan sesuatu yang banyak dalam pandangan Alloh SWT.
3. Aku semula adalah musuhmu, sedang engkau telah menjadikan aku sebagai teman karib.
4. Aku semula adalah barang yang mudah rusak, sedang sekarang engkau telah mengabadikan aku.
5. Aku semula engkau jaga dari pencuri, sedang sekarang aku menjagamu dari amuk api neraka....
Subhanalloh....

Rukun Shalat

Rukun-rukun Sholat dan Pengertiaannya

Apa itu Rukun Shalat? Rukun sesuatu ialah hal yang merupakan bagian terpenting dari sesuatu itu, seperti
dinding bagi kamar. Jadi, bagian terpenting shalat disebut rukun shalat, seperti ruku’, sujud dan lain
sebagainya. Keberadaan dan keesahan shalat takkan terpenuhi dengan sempurna, kecuali dengan
terpenuhinya semua bagian -bagiannya, dalam bentuk dan urutansebagaimana yang pernah dinyatakan
oleh Rasulullah SAW dari Jibril AS.

Rukun-rukun shalat ringkasnya ada tiga belas, yang akan kami terangkan satu persatu:

1. NIAT
Niat ialah menyengaja melakukan sesuatu berbarengan dengan dilakukannya bagian pertama dari sesuatu itu.
Tempat niat ada dalam hati. Adapun dalilnya ialah sabda Nabi SAW:

 اِنَّمَا اْلاَعْمَالُ بِالنِّيَاتِ(رواه البخارى 1 ومسلم) 1907) 

Sesungguhnya pekerjaan-pekerjaan itu bergantung pada niat-niatnya. (H.R. al-Bukhari: 1, dan Muslim: 1907)
Sahnya niat dalam shalat, harus berbareng dengan Takbiratul Ihram. Yakni ketika mengucapkan takbir


hendaklah hari sadar betul bermaksud melakukan shalat, dengan mengingat shalat apa yang dilakukan,
dan juga tentang kefardhuannya. Dan tidak dipersyaratkan menggerakkan lidah dalam berniat.

2. BERDIRI, JIKA MAMPU, DALAM SHALAT FARDHUNYA

Dalil dari rukun ini ialah hadits yang diriwayatkan oleh al Bukhari (1066), dari “Imran bin Hushain RA,
dia berkata:

 كَانَتْ بِى بِوَاسِرُ، فَسَأَلْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الصَّلاَةِ؟ فَقَالَ صَلِّ قاَئِمًا، فَاِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا، فَاِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ

Pernah aku terkena wasir. Maka, aku bertanya kepada Rasulullah SAW tentang shalat. Beliau menjawab:
“Shalatlah sambil berdiri kalau kamu tidak mampu, maka duduklah. Kalau tidak mampu juga,
maka berbaringlah miring.”

Seseorang bisa dikatakan berdiri, apabila dia tegak lurus. Tetapi apabila dia membungkuk tanpa uzur,
sehingga telapak tangannya dapat menyentuh lututnya, maka batal shalatnya. Karena salah satu rukun,
berdiri, tidak terdapat pada salah satu bagian dari shalatnya. Dan apabila orang yang mampu shalat itu
mampu berdiri pada sebagian shalatnya, sedang pada sebagian lainnya tidak, maka dia wajib berdiri dimana saja yang memungkinkan, dan selebihnya duduk.

Dengan adanya ikatan shalat fardhu, maka shalat sunnah tidak termasuk yang diwajibkan berdiri. Artinya,
berdiri dalam shalat sunnah adalah mutlak mandub hukumnya. Jadi, orang oleh duduk dalam shalat sunnah,
baik dia mampu berdiri atau tidak. Al-Bukhari (1065) telah meriwayatkan, bahwa Nabi SAW bersabda:

مَنْ صَلَّى قاَئِمًا فَهُوَاَفْضَلُ، وَمَنْ صَلَّى قَاعِدًا فَلَهُ نِصْفُ اَجْرِالْقَائِمِ، وَمَنْ صَلَّى نَائِمًا فَلَهُ نِصْفُ اَجْرِالْقَاعِدِ 

Barangsiapa shalat sambil berdiri, itu lebih baik. Barang siapa shalat sambil duduk, dia memperoleh separo
pahala orang yang berdiri. Dan barangsiapa shalat sambil tiduran, maka dia memperoleh separo pahala orangyang duduk. Yang dimaksud tifuran (na’iman): berbaring. 

3. TAKBIRATUL IHRAM
Dalilnya ialah sebuah hadits riwayat at Tirmidzi (3), Abu Daud (61) dan lainnya, bahwa Nabi SAW
bersabda:

 مِفْتَاحُ الصَّلاَةِ الطُّهُوْرِ وَتَحْرِيْمُهَاالتَّكْبِيْرُ، وَتَحْلِيْلُهَا التَّسْلِيْمُ

Kunci shalat ialah bersuci, tahrimnya ialah takbir, dan ahlilnya ialah mengucapkan salam.
Tahrim: pengharaman. Maksudnya, saat mulai diharamkannya beberapa hal selama dalam shalat.
Tahlil: penghalalan. Maksudnya, saat mulai dihalalkan kembali hal-hal tersebut.

4. MEMBACA AL-FATIHAH 

Membaca surat Al-Fatihah adalah rukun pada setiap rakaat dalam shalat apa pun. Dalilnya adalah sebuah
hadits riwayat al-Bukhari (723), dan Muslim (394), bahwa Nabi SAW bersabda:

 لاَصَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابْ 

Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca Fatihah Kitab 

Sedang Basmalah adalah salah satu ayat dalam Surat al-Fatihah. Dengan demikian, tidaklah sah bacaan
surat Al-Fatihah, apabila tidak dimulai dengan: Bismi’l-Lahi ‘r-Rohmani ‘r-Rohim.
Karena ada sebuah hadits riwayat Ibnu Khuzaimah dengan Isnad shahih, dari Ummu Slamah RA:

اَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَدَّ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ اَيَةً

"Bahwasanya Nabi SAW menghitung Bismi’l-Lahi ‘r-Rohmani ‘r-Rohim sebagai salah satu ayat."

5. RUKU’ 

Menurut syara’, ruku’ ialah menunduk seukuran yang memungkin seorang mustahalli meletakkan telapak
tangannya pada lututnya. Ini adalah umuran minimal. Sedang ruku’ yang paling sempurna ialah menunduk
sehingga punggung menjadi rata. 

6. BERDIRI TEGAK (I’TIDAL) SESUDAH RUKU’ 

I’tidal ialah berdiri tegak yang memisahkan antara ruku’ dan sujud. 

7. SUJUD DUA KALI PADA TIAP-TIAP RAKAAT 

Menurut syara’, definisi ialah menempelnya kening orang shalat pada tempat sujud. 

8. DUDUK ANTARA DUA SUJUD 

Duduk antara dua sujud wajib dilakukan pada setiap rakaat. Dalil duduk antara dua sujud Adapun dalilnya
ialah sabda Nabi SAW dalam hadits, yang antara lain:

 ...... ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا .......

Kemudian bangkitlah sehingga kamu duduk dengan tenang (Thuma’ninah).

9. DUDUK YANG TERAKHIR 

Yang dimaksud ialah duduk pada akhir rakaat yang terakhir dari shalat itu, yang dipungkasi dengan salam. 

10. TASYAHUD PADA DUDUK TERAKHIR 

Tasyahud termasuk rukun shalat, karena ada sebuah hadits riwayat al-Bukhari (5806), dan Muslim (402)
dan lainnya dari Ibnu Mas’ud RA, dia berkata: “Dulu, apabila kamu shalat bersama Nabi SAW, kami
mengucapkan –sedang menurut al-Baihaqi (2/138), dan ad-Daruquthni (1/350), kami mengucapkan sebelum kami diwajibkan membaca tasyahud. :

 اَلسَّلاَمُ عَلَى اللهِ قَبْلَ عِبَادِهِ، اَلسَّلاَمُ عَلَى جِبْرِيْلَ، اَلسَّلاَمُ عَلَى مِيْكَائِيْلَ، اَلسَّلاَمُ عَلَى فُلاَنٍ 

Sejahtera atas Allah sebelum hamba-hamba-Nya. sejahetera atas Jibril. Sejahtera atas Mika’il. Sejahtera atas Fulan. 

Namun, setelah Nabi SAW berlalu, maka beliau menghadapkan ke mukanya kepada kami, lalu bersabda: 

اِنَّ اللهَ هُو اَلسَّلاَمُ، فَاِذَا جَلَسَ اَحَدُكُمْ فِى الصَّلاَةِ، فَلْيَقُلْ: اَلتَّحِيّاتُ..

....... Sesunguhnya Allah adalah Maha Sejahtera. Maka, apabila seorang dari kamu sekalian duduk dalam
shalat, ucapkanlah, “at-Tahiyatu.....” 

Huwa ‘s-Salam, maksudnya, as-Salam adalah salah satu di antara nama-nama Allah Ta’ala yang konon
artinya: Allah Sejahtera dari hal-hal yang menimpa makhluk-Nya, seperti cacat dan kebinasaan.
(An-Nihayah). 

Tasyahud yang terpendek ialah:

 اَلتَّحِيّاتُ لِلّهِ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ اَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، سَلاَمٌ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِاللهِ الصَّالِحِيْنَ، اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ، اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ 

Segala ucapan selamat bagi Allah, sejahtera atasmu, wahai Nabi, rahmat Allah dan berka-berkatNya.
sejahtera atas kami dan hamba-hamba Allah yang saleh.
Aku bersaksi bahwasanya tiada Tuhan melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
Rasul Allah. 

Ada banyak riwayat mengenai ucapan-ucapan tasyahud ini, yang semuanya shahih. Adapun ucapan tasyahud
yang lengkap,yang diutamakan oleh asy-Syafi’i RH, ialah tasyahud yang diriwayatkan
oleh Muslim (403) dan lainnya,dari Ibnu Abbas RA, bahwa dia berkata: “Rasulullah SAW pernah mengajari
kami tasyahud, sebagaimana beliau mengajari kami surat dari al-Qur’an. 

Beliau mengucapkan:

 اَلتَّحِيّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ اَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، سَلاَمٌ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِاللهِ الصَّالِحِيْنَ، اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ، اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ 

Segala ucapan selamat yang diberkati, dan segala do’a yang baik adalah bagi Allah. Sejahtera atasmu,
wahai Nabi, rahmat Allah dan berkat-berkat-Nya. sejahtera atas kami dan atas hamba-hamba Allah
yang saleh. Aku bersaksi bahwasanya tiada Tuhan melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad
adalah Rasul Allah. 

11. SHALAWAT ATAS NABI SAW SESUDAH TASYAHUD AKHIR 

Maksudnya, membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW sesudah selesai membaca tasyahud tersebut
di atas, sebelum salam. 

12. SALAM YANG PERTAMA 

Yaitu ucapan mushalli dengan menengok ke kanan:

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

Yang artinya: Sejahtera dan rahmat Allah atas kamu sekalian. 

13. MENERTIBKAN RUKUN-RUKUN TERSEBUT DI ATAS SESUAI DENGAN NASH YANG DIRIWAYATKAN 

Yakni, dimulai dengan niat dan Takbiratul Ihram, kemudian membaca al-Fatihah, lalu ruku’, i’tidal,
sujud.....dst. 

Apabila ada salah satu di antara rukun-rukun ini didahulukan daripada yang semestinya,
maka shalat menjadi batal, manakala disengaja. Adapun kalau hal itu dilakukan tanpa disengaja,
maka shalat itu, sejak yang pertama-tama dilakukan tidak pada tempatnya, menjadi batal. 

Dengan demikian, dari sejak itu seluruhnya wajib diulangi. Dengan demikian,kalau mushalli
meneruskan shalatnya. Setelah merubah urutan yang diperintahkan sampai kepada tempat yang serupa
pada rakaat berikutnya, maka amalan yang benar pada rakaat berikutnya itu, menggantikan amalan yang
rusak pada rakaat sebelumnya tadi. Dan dengan demikian, shalatnya wajib ditambah satu rakaat lagi,
sebagai ganti rakaat yang rusak, dikarenakan rusaknya urutan di antara rukun-rukun shalat.

Sunday, February 9, 2014

Kisah Sedekah Seorang Satpam

   Di suatu perjalanan dari Sukabumi menuju Jakarta
Saat tertidur di perjalanan, terbangunlah Ust. Yusuf Mansur (di bangunkan Alloh SWT) dengan rasa kepingin pipis. Tidak jauh di depan ada sebuah SPBU, diputuskanlah untuk buang air kecil di SPBU tersebut.
   Setelah mobil di parker dan turun dari mobil, terlihat berlari tergopoh-gopoh seorang satpam SPBU menghampirinya. ”Assalammualaikum pak ustad” salam si satpam. “waalaikumsalam”, ustad menjawab. “begini pak ustad saya ingin cerita alias ngobrol-ngobrol dengan pak ustad”, sambar si satpam. “oh ya pak nanti ya setelah saya buang air kecil, tunggu dulu aja disini sebentar”,kata ustad Yusuf sembari dia berjalan menuju toilet. Akan tetapi si satpam bukannya menunggu malahan dia mengikuti di belakang ustad, si Ustad pun mengulangi perkataannya, ”pak tunggu aja sebentar ga lama ko”. Si satpampun nyengir sembari berkata,”saya mau solat asar dulu pak”. Ustad melihat jam tangannya yang menunjuk jam 16.55. ”baru mau solat asar? Ya sudah cepet waktu asar bentar lagi habis”. “ya pak, waktu tugas saya baru selesai jadi baru sempet solat”, jawab si satpam.
   Di dalam toilet setelah selesai buang air kecil ustad Yusuf merenenung, “tadi tertidur terus kebangun karena pingin pipis, pas ada SPBU, terus mampir, terus ketemu si satpam. Pasti Allah SWT sudah menjodohkan saya dengan si satpam itu tadi. Ya sudah akan saya dengar dia mau cerita apa.” Ustad Yusuf di ajak ngobrol di kantin SPBU “Begini pak ustad saya udah bosen kerja di sini, saya ga betah”, kata si satpam “lho ga betah? Udah berapa lama kerja di sini?”, Tanya Ustad “udah 7 tahun pak”, jawab si satpam “nah itu betah namanya,kerja udah 7 tahun”, kata ustad lagi “bukan gitu pak, habis ga ada kerjaan lain pak”, “terus kenapa bisa ga betah?” “gajinya kecil pak ustad” “emang berapa gaji?” “gaji perbulan saya 1,7 jt” “Alhamdulillah, segitu kurang pak?, bapak udah punya istri dan anak? pasti ada yang salah dengan bapak”, sambar Ustad Yusuf Si satpampun nyengir kuda,”hehe,saya ambil motor pak dan saya punya istri dan seorang anak” “ya benar tebakan saya, emang uang cicilannya berapa per bulan?” “925.000 per bulan pak”. (pantes aja gaji kagak cukup,itu namanya besar pasak dari pada tiang) “saya pingin hidup saya berubah pak ustad ga gini-gini aja”, lanjut si satpam. “ada 2 syarat kalau anda pingin berubah. Yang pertama benerin dulu tuh solat bapak, bagai mana mau berubah kalo solat aja telat. Solatlah tepat pada waktunya, begitu suara adzan terdengar maka berhentilah dari semua aktivitas, bergegas ambil wudhu dan kerjakaan sholat.” Sholat asar kurang lebih jam 15.00, tapi anda mengerjakan pukul 17.00, berarti bapak telat 2 jam. Sehari 5 waktu sholat, 2 x 5 = 10 jam, sebulan 10 x 30 = 300 jam (12,5 hari), setahun 12,5 x 12 = 150 hari (5 bln), masa kerja 7 x 5 = 35 bln (3 th). Itu baru di kali waktu kerja bapak 7 thn di SPBU, kalo di kali umur bapak sesudah masa baligh sampe sekarang? Udah habis waktu bapak sia-siakan, percepatan waktu bapak jelas kalah dengan teman-teman bapak, sodara-sodara bapak yang menunaikan ibadah solat tepat pada waktunya. Yang lain udah naik pesawat, bapak masih naik sepeda aja. Yang lain udah hidup enak bapak masih gini-gini aja.”, papar ustad Yusuf Sambil manthuk-manthuk si satpam bertanya lagi,”syarat yang ke 2 apa pak ustad?”. “yang ke 2 berinfak dan bersodakohlah kamu, sisihkanlah dari penghasilan bapak”. Si satpampun nyamber,”OK pak saya mau benerin solat saya tapi untuk syarat yang ke 2 saya ga sanggup pak ustad, gimana mau infak dan sodakoh? Penghasilan saya aja pas-pasan bahkan kurang pak ustad”. Sambil geleng-geleng pak ustad berkata,“semua makhluk yang ada di jagat raya ini sudah di atur rejekinya masing-masing oleh Alloh SWT, hewan-hewan dan tumbuhan tak terkecuali. Jangankan orang yang bekerja, pengangguran aja sudah di bagi rejekinya, apalagi yang bekerja, saya mau nanya, mana ada sekarang pengangguran yang tidak makan sehari-harinya?? Pasti makan, kalo ada yang tidak atau kurang makan, silahkan datang ke rumah saya untuk makan. Namanya syarat berarti wajib, mau berubah nasibnya ga?, ” mau pak ustad, tapi berapa sedekahnya ?” ” sebulan gaji deh ” ” sebulan gaji ? terus makan keluarga saya ?” ” gini aja bapak bilang ke atasan, bon dulu uang gaji bulan depan untuk infak dan sodakoh”. Si satpam terbengong-bengong, pertentangan batin sangatlah kuat antara iklas dan tidak, pecahlah itu perang baratayudha di dalam hatinya. Dan akhirnya sambil menghela nafas panjang si satpam berkata,”baiklah pak ustad 2 syarat tadi akan saya laksanakan dengan sebaik-baiknya, terimakasih pak ustad saya udah mengganggu waktu ustad. “Alhamdulillah, nggak apa-apa, lakukanlah syarat tadi dengan semata-mata mengharap ridho Alloh SWT.”
   Berpisahlah si satpam dengan Ustad Yusuf Mansyur. Malam harinya si satpam gendu-gendu rasa dengan istrinya, apa-apa yang sudah di obrolin dengan Ustad Yusuf. Alhamdulillah sang istripun mendukung niatan dari suaminya dengan penuh hati. Kemudian Pagi harinya si satpam menghadap kepada komandannya, “Ndan, saya mau ngebon uang gaji saya bulan depan, boleh ga Ndan?” “boleh aja tapi alasannya buat apa?” Tanya balik si komandan Si satpam pun terdiam, iya iya buat apa? Masa alasan ngebon untuk infak dan sodakoh, kan ga lucu. “heh di Tanya ko malah diam!!”, komandan menyentak “ya ndan kemarin saya ketemu ustad yusuf mansyur, syarat untuk merubah nasib saya salah satunya bersodakoh, jadi saya ngebon mau buat sodakoh ndan”, jawabnya dengan lirih dan agak malu-malu. Si komandannya ketawa… “ hahaha masa kamu kasbon buat sodakoh ?, yang bener aja ? tp OK lah, nanti ya saya Tanya boz besar dulu, kan dia yang meng-ACC”.
   Si komandan pun langsung bergegas menghadap boz untuk mengutarakan hajat si satpam anak buahnya. “pagi boz, gini salah satu satpam anak buah saya, mau ngebon uang gajinya bulan depan, di ACC ga boz?” ” buat apaan ?” ” katanya sih mau di gunakan untuk sodakoh boss ” “mau buat sodakoh?” sambil mantuk-mantuk dan cengar-cengir si boz menyambar lagi,” aneh banget, ya sudah, bilang ama dia boleh, akan saya kasih dia bon gaji bulan depan, suruh kesini dia ” Si satpam masuk ruangan bos nya. ” katanya kamu mau kasbon gaji bulan depan dan uangnya mau buat sedekah ?” ” iya boss, saya mau merobah nasib ” ” merobah gimana ? si satpam pun njelasin ke boss nya, kalo mau berubah nasib harus sedekah. dan si boss pun percaya gak percaya. Singkat cerita si satpam udah mendapatkan uangnya dan telah menghabiskannya untuk berinfak dan sodakoh bagi sodara-sodara dan tetangganya yang kurang mampu.
   Hari-hari pun berlalu, sampai tibalah di bulan yang baru. Alhamdulillah semua teman-temannya pada gajian, sendiri-sendiri ga gajian, karena bulan lalu udah di bon. Tapi hari demi hari berlalu, seorang teman satpamnya bertanya-tanya apakah si satpam itu tadi hidupnya serba kekurangan atau tidak, temannya pun melakukan survey, oh ternyata si satpam telah menjual motornya, pantes lempeng aja dia. Si bos pun terus bertanya-tanya sambil menunggu si satpam kenapa ga datang-datang lagi, lempeng amat tu bocah ya, merasa penasaran si bos pun memanggil si satpam untuk menghadapnya di kantin. “gimana mau ngebon lagi ga untuk bulan depan, kan uang bulan ini udah ga ada?” tantang si bos. “Alhamdulilah ga pak bos.” Tiba-tiba temennya nyeletuk dari belakang,”dia abis jual motornya boz”. “oh abis jual motor, pantes ka gak ngebon lagi.” “ga bos saya jual motor bukan buat saya dan keluarga makan bos, tetapi saya jual untuk menambahi sodakoh saya!”.elak si satpam
   Tambah terbengong-bengong si bos dan penasaran, “gini bos saya ceritain, selepas saya bersodakoh hari-hari terakhir di bulan lalu saya sempet terbesit di hati rasa was-was dan gundah. Mau makan apa saya dan keluarga saya bulan depan. Eh di awal bulan kemaren Alhamdulillah nama istri saya nyangkut di surat warisan keluarga di kampung, di situ tertera angka 17 jt untuk istri saya”. Si bos pun nyamber lagi.”lah kenapa kamu jual itu motor?” “saya malu sama ustad yusuf, seandainya pada saat itu saya jual motor untuk sodakoh pasti Alloh SWT akan membalasnya dengan lebih besar lagi. Alhamdulillah sekarang saya dan istri punya warung sembako di rumah sebagai usaha sampingan, semoga dengan ini nasib saya sedikit-sedikit akan berubah menjadi baik dan lebih mulia di mata Alloh SWT ”. “Amin,”
   Semoga dari cerita nyata ini dapat memotivasi teman-teman, bapak-bapak dan ibu-ibu untuk mencontoh si satpam tadi. Ada 2 syarat jika anda sekalian ingin merubah nasib anda di muka bumi ini dan mulia di mata Alloh SWT: 1. Sholat tepat waktu 2. Berinfak dan bersodakohlah dalam keadaan lapang maupun sempit dengan iklas Kedua syarat tersebut dilakukan dengan semata-mata untuk mendapat ridho Alloh SWT.
(Narasumber: Ust. Yusuf Mansyur)

Saturday, February 8, 2014

Rukun Shalat

1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Takbiratul ikhram
4. Membaca Al-fatehah
5. Ruku’
6. I’tidal
7. Sujud
 8. Duduk diantara dua salam
9. Duduk pada tasyahud akhir
10. Membaca tasyahud akhir
11. Membaca shalawat Nabi
12. Salam
13. Tertib

Rukun Iman

1. Iman kepada ALLAH
2. Iman kepada Malaikat-malikat ALLAH
3. Iman Kepada Kitab-kitab ALLAH
4. Iman Kepada Rasul-rasul ALLAH
5. Iman kepada hari Kiamat
6. Iman kepada Qada dan Qadar

Rukun Islam

1.Mengucap dua kalimat syahadat.
2.Menunaikan sholat lima waktu dalam sehari semalam.
3.Mengeluarkan zakat.
4.Berpuasa pada bulan Ramadhan.
5.Melaksanakan haji bagi mereka yang mampu.

Kisah Sedekah Singkong Buntut Pemuda Penjual Gorengan

     Sekitar tahun 1980, seorang pedagang gorengan bernama Sutikno berusia muda di Jakarta, selama tiga hari berturut-turut melihat seorah bocah laki-laki lusuh berlalu lalang dengan wajah sedih di depan gerobak dagangannya.
     Ia tahu, anak itu menginginkan satu dua potong gorengannya secara gratis. Karena tidak berai meminta, ia hanya memandang gerobak gorengan itu dari kejauhan. Pada hari keempat, pedagang gorengan itu menyisakan sepotong singkong goring buntut yang biasanya tidak laku dijual. Dipanggil bocah itu sambil mengacung-acungkan singkong kecil itu. Tak menunggu lama, si bocah langsung berlari menyambar singkong itu sambil berucap, “Terima kasih, Bang.” Matanya berbinar, senyumnya terkembang.
     Dua puluh empat tahun kemudian, tukang gorengan itu masih berjualan di tempat yang sama meski sudah berusia tua. Suatu hari sebuah mobil mewah berhenti di depan gerobaknya yang parkir di tengah perkampungan kumuh. Penumpangnya, seorang pria muda berpenampilan mewah, menghampiri pedagang gorengan itu.
     Ketika berhadapan, si pedagang gorengan tua itu seperti tidak peduli. Tapi ia bingung ketika si pemuda perlente itu mendadak berucap, “Pak, ada singkong buntut?” Kagak ada mas! Singkong buntut mah dibuang. Kenapa tidak beli yang lain saja? Nih, ada pisang sama singkong goreng,” ujar si pedagang gorengan itu.
     Saya kangen singkong buntutnya Pak, Dulu bapak kan yang pernah memberi saya singkong goreng buntut?” Dulu, ketika saya masih kecil, dan ayah saya baru saja wafat, tidak ada yang membiayai hidup saya. Teman-teman mengejek karena saya tidak bisa jajan. Selama empat hari saya berlalu-lalang di depan gerobak bapak ini, sampai bapak memanggil saya dan memberi sepotong singkong goreng buntut yang langsung saya sambar. Saya masih ingat pak…” tuturnya.
     Si pedagang gorengan tua itu itupun terperangah. Dia tidak mengira sepotong singkong buntut, yang biasanya dibuang bisa membuat pemuda itu mendatangi dengan keadaan yang benar-benar berbeda. Si pedagang akhirnya ingat wajah yang pernah dikenalnya 24 tahun silam, yang saya beri dulu kan cuma singkong buntut. Kenapa kamu masih ingat sama saya?” tanya pedagang itu penasaran.” Bapak tidak sekedar memberi saya singkong buntut, tapi juga kebahagiaan.” papar si pemuda itu. Dia lalu bercerita bahwa sesaat setelah menyambar singkong itu dia langsung memamerkan kepada teman-temannya. Ia ingin membuktikan bahwa dia masih bisa jajan. Sesuatu yang dianggap remeh, tapi baginya itu membuatnya sangat bahagia, sehingga dia berjanji suatu saat akan membalas budi baik pedagang gorengan itu.
     Saya mungkin tidak bisa membalas budi baik Bapak. Tapi, saya ingin memberangkatkan Bapak berhaji, semoga Bapak bahagia,” ujar si pemuda itu. Pedagang gorengan itu hampir-hampir tidak percaya. Dua puluh tahun empat silam ia telah membahagiakan seorang anak yatim. Maka Allah swt. pun membalas amal sholihnya itu. Subhanallah…